HRValue Group, adalah sebuah firma konsultan sumber daya manusia (Human Resource) nasional, dibentuk oleh konsorsium State Credit Union Leagues dan CUNA Mutual Group, menyediakan artikel-artikel terbaru sebagai informasi, memperbarui, dan/atau melatih Credit Union and Leagues dalam sebuah cakupan Human Resorce yang luas.
Minggu, 28 Maret 2010
Dari Buruh ke Human Capital, Apa Bedanya?
Pertanyaan
Dari Buruh ke Human Capital, Apa Bedanya?
Dewasa ini istilah-istilah dalam manajemen HR terus berubah. Human Resources berkembang menjadi Human Capital. Dulu kita hanya mengenal istilah buruh, lalu berubah menjadi pegawai, karyawan dan seterusnya. Apa sih sebenarnya perbedaan dari istilah-istilah itu? Apakah semata hanya biar lebih "gaya" atau memang ada makna di baliknya yang lebih mendalam? Mohon penjelasan.
Pilihan Menjadi Spiritual Company
Oleh : Sugeng Purwanto, Dekan Paramadina Graduate School of Business
Jika Anda diberi pilihan bekerja di spiritual company atau bukan, manakah yang dipilih?.atau jika Anda memiliki dan memimpin perusahaan apakah Anda memilih menerapkan spiritual leadership atau tidak?
Asian Human Capital Award Pertama bagi Accenture India
Pengertian dan Pengukuran Human Capital
Pengertian dan pengukuran human capital. Teori human capital adalah suatu pemikiran yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk kapital atau barang modal sebagaimana barang-barang modal lainnya, seperti tanah, gedung, mesin, dan sebagainya. Human capital dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari pengetahuan, skill, dan kecerdasan rakyat dari suatu negara.
Kompetensi Baru Divisi Human Capital
Tepat bila menyebut perilaku pebisnis di negeri ini adalah gerombolan, tidak peduli yang bermain pada wilayah konglomerasi ataupun UKM. Hal demikian berimbas pada para profesional yang menjalankan bisnis. Salah satu profesional itu adalah pengelola divisi human capital. Syahdan dalam lima tahun terakhir isu paling hangat yang sedang digarap divisi human capital bernama compentency based human resources management (CBHRM).
Oracle Perkenalkan PeopleSoft Enterprise Human Capital Management 9.1
Presiden: Mari Fokus Melihat Potensi Human Capital
Untuk menjadi bangsa yang maju, kita harus memiliki lima potensi dan atau lima modal. Dari kelima potensi dan modal itu, soal human capital atau sumberdaya manusia mendapat tekanan khusus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberi pembekalan wawasan kebangsaan kepada peserta Pelayaran Kebangsaan ke VI di Istana Negara, Selasa (11/7).
Kelima potensi atau modal itu, pertama adalah natural capital atau sumberdaya alam yang telah kita miliki, tapi harus kita kelola dengan benar. Kedua, physical capital atau modal fisik, yang berupa hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang telah kita miliki. Ketiga, technological capital atau modal teknologi, yang sudah kita miliki dan terus dikembangkan sampai betul-betul menjadi knowledge based society. Keempat, human capital atau modal sumber daya manusia. Kelima, social capital atau modal sosial.
Dari sekian potensi dan modal yang kita miliki itu, Presiden SBY menyoroti potensi human capital atau potensi sumberdaya manusia. "Mari kita fokus melihat human capital. Manusia yang kita bangun, bangsa yang kita tuju adalah manusia atau bangsa yang kuat mentalnya, ulet tidak cengeng, tidak mudah menyerah, tidak mudah mengeluh, mudah dan gampang menyalahkan, adalah mahasiswa, taruna, menteri, saya, semua, yang tough, mentalnya kuat, kepribadiannya kuat, perilakunya baik," kata Presiden.
Presiden SBY menjelaskan, human capital ini juga terdiri dari beberapa elemen. Elemen pertama dari human capital adalah mentalitas, kepribadian, ketangguhan manusia, masyarakat dan bangsa. Elemen kedua adalah mereka yang cerdas, menguasai pengetahuan dan teknologi yang sekarang sedang diasah para mahasiswa dan taruna. Elemen ketiga adalah sehat jasmani dan rohani.
"Kuat dan sehat badan kita. Tidak ada artinya mentalnya baik, keperibadiannya baik, tidak pernah menyerah, pandai, tetapi sakit-sakitan, tidak kuat, tidak tough. Ini yang harus kita bangun. Sesungguhnya pelayaran kebangsaan yang sedang dilakukan ini juga berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia, the quality of human capital yang sama-sama kita bangun. Kita menuju ke situ, persiapkan diri saudara-saudara untuk menjadi manusia seperti itu. Kalau manusia-manusia di negeri ini sudah memiliki potensi seperti itu, satu sama lain rukun, bersaudara, kompak, penuh harmoni, solider satu sama lain, maka human capital itu sekaligus menjadi social capital yang harus kita bangun," Presiden SBY menambahkan.
Pelayaran Kebangsaan 2006 ini merupakan penyelenggaraan yang ke enam kalinya, pertama kali dilaksanakan pada tahun 2001. Program ini merupakan kerjasama antara Direktorat Kelembagaan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas dengan TNI AL. Tema yang diangkat tahun ini adalah "Perkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia Berbasis Kepulauan", dengan waktu pelaksanaan selama 8 hari, dari tanggal 11 – 19 Juli 2006. Rute yang ditempuh adalah Jakarta – P. Bangka – P. Bintan – P. Penyengat – P.Tolop ( perbatasan dengan Singapura ) – Jakarta. Para peserta adalah para mahasiswa dari seluruh Indonesia yang telah lolos seleksi, taruna akademi TNI dan Kepolisian, serta wartawan media cetak dan elektronik. (nn )
Kelima potensi atau modal itu, pertama adalah natural capital atau sumberdaya alam yang telah kita miliki, tapi harus kita kelola dengan benar. Kedua, physical capital atau modal fisik, yang berupa hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang telah kita miliki. Ketiga, technological capital atau modal teknologi, yang sudah kita miliki dan terus dikembangkan sampai betul-betul menjadi knowledge based society. Keempat, human capital atau modal sumber daya manusia. Kelima, social capital atau modal sosial.
Dari sekian potensi dan modal yang kita miliki itu, Presiden SBY menyoroti potensi human capital atau potensi sumberdaya manusia. "Mari kita fokus melihat human capital. Manusia yang kita bangun, bangsa yang kita tuju adalah manusia atau bangsa yang kuat mentalnya, ulet tidak cengeng, tidak mudah menyerah, tidak mudah mengeluh, mudah dan gampang menyalahkan, adalah mahasiswa, taruna, menteri, saya, semua, yang tough, mentalnya kuat, kepribadiannya kuat, perilakunya baik," kata Presiden.
Presiden SBY menjelaskan, human capital ini juga terdiri dari beberapa elemen. Elemen pertama dari human capital adalah mentalitas, kepribadian, ketangguhan manusia, masyarakat dan bangsa. Elemen kedua adalah mereka yang cerdas, menguasai pengetahuan dan teknologi yang sekarang sedang diasah para mahasiswa dan taruna. Elemen ketiga adalah sehat jasmani dan rohani.
"Kuat dan sehat badan kita. Tidak ada artinya mentalnya baik, keperibadiannya baik, tidak pernah menyerah, pandai, tetapi sakit-sakitan, tidak kuat, tidak tough. Ini yang harus kita bangun. Sesungguhnya pelayaran kebangsaan yang sedang dilakukan ini juga berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia, the quality of human capital yang sama-sama kita bangun. Kita menuju ke situ, persiapkan diri saudara-saudara untuk menjadi manusia seperti itu. Kalau manusia-manusia di negeri ini sudah memiliki potensi seperti itu, satu sama lain rukun, bersaudara, kompak, penuh harmoni, solider satu sama lain, maka human capital itu sekaligus menjadi social capital yang harus kita bangun," Presiden SBY menambahkan.
Pelayaran Kebangsaan 2006 ini merupakan penyelenggaraan yang ke enam kalinya, pertama kali dilaksanakan pada tahun 2001. Program ini merupakan kerjasama antara Direktorat Kelembagaan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas dengan TNI AL. Tema yang diangkat tahun ini adalah "Perkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia Berbasis Kepulauan", dengan waktu pelaksanaan selama 8 hari, dari tanggal 11 – 19 Juli 2006. Rute yang ditempuh adalah Jakarta – P. Bangka – P. Bintan – P. Penyengat – P.Tolop ( perbatasan dengan Singapura ) – Jakarta. Para peserta adalah para mahasiswa dari seluruh Indonesia yang telah lolos seleksi, taruna akademi TNI dan Kepolisian, serta wartawan media cetak dan elektronik. (nn )
Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2006/07/11/756.html
11 Juli 2006
Sumber Gambar:
http://sbypresidenku.com/fotogallery/detail/46
Managing Human Capital in Indonesia: Best Practices in Aligning People with Strategic Goals
Mindset Human Capital Management untuk Pemimpin
Tulisan menarik ini saya dapatkan pada Situs Institute Pertanian Bogor dalam liputan mereka tentang Pelatihan ”Human Capital Management in The Knowledge Era”. Pelatihan ini digelar oleh Direktorat Sumberdaya Manusia (SDM) IPB kerjasama dengan Dunamis Organization Services. Berikut tulisan selengkapnya.
Human Capital dan Social Capital Dalam Pilkada
Oleh: Wiwin Suwandi (Peneliti Politik, Hukum dan Konstitusi pada Pusat Kajian Konstitusi Unhas)
Dalam teori antropologi budaya, manusia pada dasarnya adalah "hewan yang berakal". Karena manusia adalah "hewan", maka manusia memiliki sifat buas yang suka menjegal dan memangsa satu sama lain.
Kondisi ini berlangsung sejak zaman purba dengan corak primitifnya, hingga saat ini dalam zaman modern namun dengan karakter yang berbeda. Untuk membatasi sifat "buas" itu, maka manusia secara sadar membuat aturan (hukum) yang membatasi perilakunya agar tidak menyimpang dari batas-batas yang dianjurkan. Di sinilah era positivistik hukum itu mulai ada.
Human Capital
Istilah modal manusia (human capital) (juga di sini), pertama kali secara luas diperkenalkan oleh Theodore W. Shultz dalam pidatonya di depan American Economic Association pada tahun 1961. Konsep pemikiran Shultz pada tahun 1961, yang kemudian dielaborasi oleh Becker pada tahun 1964 (Nan Lin, 2001, Social Capital, hal: 8), mendefinisikan modal manusia sebagai berikut :
Pelajaran Human Capital dari Nilai Transfer Christiano Ronaldo
Oleh : Yodhia Antariksa
Christiano Ronaldo atau yang lebih dikenal dengan julukan CR-7 akhirnya hijrah dari sarang Red Devils menuju barisan Los Blancos di Bernabeu, Madrid. Nilai transfernya adalah 94 juta euro atau sekitar 1,3 trilyun rupiah, dan ini artinya merupakan rekor tertinggi dalam sejarah nilai transfer sepakbola sejagat. Banyak pihak yang meradang dengan tingginya nilai transfer ini, termasuk dari sebagian masyarakat Spanyol, tempat klub Real Madrid bermarkas.
Menempatkan SDM sebagai Human Capital
Oleh : Merza Gamal
Seiring berkembangnya era ekonomi baru, berkembang pula budaya yang menitikberatkan pada bottom line yang mengandung arti bahwa laba hari ini bukan laba jangka panjang, sehingga ketika menghadapi masalah maka perusahaan perlu mengambil tindakan cepat dan menentukan.
Langganan:
Postingan (Atom)